Friday 4 March 2016

Dokumen yang harus disiapkan untuk visa turis Australia

Kedua kali apply visa Australia, saya tidak lagi menggunakan travel agent. Saya memberanikan diri untuk apply visa secara langsung ke VFS. Pertama-tama tentu saja saya searching dokumen yang saya perlukan di website imigrasi Australia. Untuk pengumpulan dokumen sampai proses apply visa sebetulnya lumayan mudah, yang penting adalah kita harus jujur dalam pengisian formulir dan memiliki niat yang baik dalam mengunjungi negara kangguru ini dalam arti tidak memiliki niat untuk tinggal atau bekerja secara ilegal. Karena imigrasi Australia sangat ketat sekali dalam memberikan visa turis. Walaupun sudah mendapatkan visa turis, imigrasi berhak untuk memulangkan kembali si turis ke negara asal, ketika mereka mendapati kalau si turis memiliki niat untuk overstay. Biasanya suka ada random interview setelah melewati imigrasi. Saya pernah kena random interview di bandara Sydney. Kalau sudah kena deportasi, untuk kedepannya akan sangat sulit sekali mendapatkan visa Australia.

Untuk dokumennya sendiri, lumayan mudah kok. saya mau bahas satu persatu tentang dokumen yang harus kita siapkan.
1. Identitas diri yaitu paspor dan KTP. Kedua identitas ini tidak perlu diterjemahkan ke dalam bahasa inggris. Jangan lupa untuk masa berlaku paspor jangan kurang dari 6 bulan yah. Siapkan fotokopinya dan jangan lupa untuk membawa askinya, karena staff VFS akan melegalisir paspor.

2. Siapkan 2 pass photo. Dengan background warna putih. Ukuran 45 mm x 35 mm.

3. Copy akta lahir dan kartu keluarga. Setahu saya kartu keluarga dibutuhkan karena imigrasi mau mengetahui siapa saja yang akan berangkat, dan apakah calon turis ini memiliki keterikatan untuk kembali ke Indonesia.

4. Bukti keuangan dalam 3 bulan terakhir. Waktu itu saya memiliki nominal 50 juta di dalam tabungan saya. Saya menggunakan bank commonwealth dalam kurs AUD. Harap diingat jangan sampai ada dana dadakan yang masuk dalam jumlah besar. Harus ada transaksi wajar yang keluar masuk tabungan. Jumlah tabungan tidak harus senilai itu karena tergantung lamanya kita stay di Australia. Untuk buku tabungan bisa minta tolong bank untuk memberikan tanda tangan untuk salinan buku tabungan kita.

5. Surat undangan. Kalau kamu memiliki teman, saudara, atau pasangan di Australia alangkah baiknya meminta surat undangan yang menyatakan untuk menanggung akomodasi kamu selama di Australia. Saya pribadi memiliki surat undangan dari suami saya. Biasanya akan mempermudah prosesnya visa. Andaikan tidak memiliki surat undangan kamu bisa memberikan bookingan hotel selama kamu stay di Australia.

6. dokumen yang menyatakan keterikatan kamu untuk kembali ke Indonesia. Biasanya dengan surat keterangan kerja. Kamu bisa meminta HRD kamu untuk memberikan surat pernyataan bahwa kamu akan kembali ke Indonesia untuk kembali bekerja, Surat ini harus dalam bahasa inggris, Kalau HRD tidak bisa menuliskan dalam bahasa inggris, kamu bisa terjemahkan di translator tersumpah yang diakui embassy Australia. Bisa juga menyerahkan salinan sertifikat tanah atau rumah. Intinya adalah meyakinkan embassy Australia kalau kamu pasti akan kembali ke Indonesia. Karena saya memiliki suami di Australia, saya meyakinkan embassy kalau saya tidak akan overstay karena saya akan apply partner visa di Indonesia.

7. Yang paling penting jangan lupa formulir yang harus diisi. Untuk form bisa klik disini

Tidak seperti visa Schengen, visa Australia tidak menyarankan untuk membeli atau membooking tiket pesawat sebelum mendapatkan visa. Jadi kamu tidak perlu repot-repot membooking tiket pesawat. Lumayan mudah kan yah? Karena saya akan apply visa Schengen, saya mencoba membandingkan pengumpulan dokumennya, ternyata lebih efisien untuk apply visa Australia. Hanya saja untuk formulir, visa turis Australia halamannya lebih banyak ketimbang visa Schengen yang hanya 3 lembar saja. Untuk info selanjutnya boleh kok tanya-tanya. Yuk yang mau apply visa Australia enggak usah pakai agent, langsung ke VFS sendiri aja. Lebih cepat dan mudah prosesnya. Owh and Happy Holiday!!

Salah satu ikon di Melbourne

Pertama kali ke Australia

Australia, salah satu negara yang dulu tidak pernah mau saya kunjungi. Tapi kenyataannya saya sudah beberapa kali ke negara kangguru ini. Karena ternyata saya menikah dengan lelaki asal Australia. Pertama kali saya mengunjungi Australia tahun 2013. Saat itu di paspor hanya ada cap negara Singapura. Karena takut untuk apply visa turis Australia, waktu itu saya menggunakan travel agent. Not so recommended, karena pada dasarnya mereka hanya "membantu" memberikan aplikasi visa kepada VFS atau AVAC, VFS adalah partner embassy Australia. Mereka membantu embassy Australia untuk collecting dokumen visa. Jadi applicant tidak perlu pergi ke embassy Australia lagi. Perlu diingat kalau VFS tidak memberikan keputusan terhadap proses visa, hanya embassy australia yang berhak menentukan diterima atau tidak diterimanya visa tersebut. Waktu itu kalau tidak salah saya menggunakan salah satu travel agent yang berada di mall Central Park di Jakarta Barat, karena kebetulan kantor saya di dalam mall tersebut. Staff nya sama sekali tidak ramah, padahal travel agent ternama. Mereka hanya memberikan secarik kertas dengan salinan dokumen apa saja yang saya harus kumpulkan dan berikan pada mereka. Intinya saya tetap saja harus mencari tahu tentang dokumen tersebut di google. Kalau tidak salah fee yang harus saya berikan adalah lima ratus ribu rupiah. Itu di luar harga visa turis Australia. Prosesnya tiga minggu karena ternyata mereka baru memberikan aplikasi saya ke VFS dua minggu setelah penyerahan dokumen saya ke travel agent tersebut. Jadi kalau kamu mau ke Australia untuk pertama kali, tidak perlu menggunakan travel agent. Sayang uangnya, hehehe. Tiga minggu kemudian ternyata visa saya approved. Good news, setelah agak kesal dengan travel agent tersebut. Untuk info tentang dokumen apa saja yang harus kamu siapkan bisa klik disini. But please, enjoy the view.

The sky above Australia